Pemanfaatan media sosial di jaman sekarang berkembang luar biasa. Tidak hanya itu, jaringan internet pun semakin lancar dan mudah diakses. Semua informasi bisa lebih cepat disampaikan. Melalui media sosial. Informasi dan berita bisa menyebar dengan cepat. Beda dengan dahulu. Berita disebarkan melalui selembar koran yang dijual secara keliling.
Informasi yang melimpah di internet dan medsos tidak bisa ditelan mentah-mentah. Masyarakat harus bijak. Ya, bijak dalam memanfaatkan media sosial ini, karena informasi yang tersebar dalam hitungan detik belum tentu benar. Saat ini banyak sekali informasi yang disebarkan mengandung ujaran kebencian, provokasi, dan hoax.
Hoax adalah kabar, berita palsu atau bohong. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoax itu artinya berita bohong. Atau bisa juga diartikan informasi yang memutarbalikan fakta, dari informasi yang sebenarnya dan tidak dapat diverifikasi kebenarannya.
Hoax ini dibuat oleh seseorang ataupun perkelompok, sehingga bisa menjadi sebuah informasi yang dapat mengecoh pengguna media sosial, dengan bertujuan untuk main-main, penipuan, dan juga bisa berbentuk agitasi (hasutan).
Di Indonesia, hoax ini sudah ada sejak pemilihan presiden 2014. Di indonesia banyak anak muda atau pemuda yang mempunyai akun media sosial. Pemuda inilah yang harus berperan sebagai pembasmi untuk melawan hoax ini.
Mengapa pemuda? Karena pemuda itu memiliki jiwa yang cukup kuat dibidang teknologi, media digital, sehingga pemuda ini bisa megerti mengenai sitem adanya hoax ini. Pemuda masa usianya untuk bisa mengenal dunia teknologi, sosial media dan dunia maya. Ketika pemuda sudah berada diposisi seperti itu, pemuda seharusnya bisa memberikan pemahaman kepada orang-orang yang ikut menggunakan media digital ini.
Sebelumnya
harus kita kenali ciri-ciri dari berita hoax ini seperti apa. Berikut ini
beberapa ciri-ciri berita hoax:
1. Disebarkan
melalui media sosial karena lebih mudah untuk mengecohnya.
2. Berisi
pesan yang kata-katanya mencemaskan atau membuat panik.
3. Membuat
sebuah permintaan untuk menyebarkannya ke forum lebih luas.
4. Pengirim atau sumber yang tidak jelas identitasnya.
Nah, jika sudah tahu ciri-cirinya sebaiknya kita lebih berhati-hati, dalam menggunakan sosial media ini. Lantas, bagaimana cara menyaring informasi itu fakta atau hoax? Hoax memang susah diverifikasi kebenarannya, namun ada beberapa cara untuk menyaring informasi itu.
1. Kenali Elemen Beritanya.
Pastikan
informasi yang diterima, tidak memilki kata-kata yang janggal dan tidak ada
unsur pemaksaan seperti “Sebarkanlah” atau “Viralkanlah. Tidak hanya itu,
informasi yang terkandung didalamnya, juga harus jelas termasuk waktu dan
tanggal kejadiannya.
2. Verifikasi Sumber.
Sumber berita
atau informasi itu sudah banyak cabangnya, ada yang dari facebook, blog,
website ataupun aplikasi lainnya. Nah, sebelum kita membagikan infomasi itu
kita identifikasikan dulu sumbernya dari mana, misalnya ada berita tentang
pembuatan Kartu Prakerja, seharusnya informasi itu dikeluarkan oleh sumber
reminya yaitu prakerja.com tapi yang tersebar dari sumber prakerja12.com kan
berbeda sekali sumbernya. Pastikan kita harus melihat sumber informasinya.
3. Laporkan ke Layanan Pengaduan
Berita.
Pada saat
ini banyak sekali layanan pengaduan berita dan informasi, untuk memasatikan
bahwa apakah itu betul atau hoax. Salah satunya layanan
Jabar Saber Hoaks, Kominfo dan masih banyak lagi.
Kita
sebagai pemuda, harus aktif dan berperan dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat, agar bisa lebih berhati-hati dalam menyerap dan membagikan
informasi.
#RedaxiBeraksi
#PemudaLawanHoaks
#KontenAntiHoaks
NB: Untuk semua file perlombaan bisa didownload DISINI.